Biodiversity Management Plan Program

Rencana Pengelolaan Keragaman Hayati (Biodiversity Management Plan-BMP) telah dikembangkan oleh PT. PLN (Persero) dalam mempersiapkan pembangunan PLTA Upper Cisokan Pumped Storage (UCPS) yang terletak pada kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisokan dan DAS Cirumanis Jawa Barat, Indonesia. BMP ini ditujukan untuk memberikan petunjuk praktis pengelolaan keaneragaman hayati terkait dengan pembangunan UCPSS.

Hasil kegiatan BMP perlu disosialisasikan kepada para stakeholder baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung agar maksud dan tujuan yang diharapkan dari BMP ini dapat tercapai. Para stakeholder (baik pelaksana kegiatan maupun masyarakat yang terkena dampak kegiatan secara langsung dan tidak langsung) diharapkan dapat berperan aktif dalam menjaga keaneragaman hayati yang ada di kawasan kegiatan maupun di sekitar kawasan kegiatan. Oleh karena itu para stakeholder diharapkan mengetahui berbagai hal terkait pelestarian keaneragaman hayati dengan cara mengetahui batasan kawasan kegiatan, pengenalan keaneragaman hayati, dan jenis-jenis keaneragaman hayati yang terdapat di kawasan kegiatan maupun sekitar kawasan kegiatan serta hal-hal yang terkait dengan penanganan satwa liar tertutama satwa liar yang dilindungi.

Keaneragaman hayati adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keanekaan bentuk kehidupan di muka bumi, interaksi di antara berbagai makhluk hidup serta interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Keanekaan sistem pengetahuan dan kebudayaan masyarakat juga terkait dengan keaneragaman hayati.

Makhluk hidup dapat dijumpai di berbagai lingkungan. Pada lingkungan terdapat faktor abiotik yang mempengaruhinya seperti topografi, geologi dan iklim. Penyebaran makhluk hidup pada kondisi lingkungan abiotic yang berbeda memberi kemungkinan adanya keaneragaman hayati. Hewan dan tumbuhan yang hidup di perairan. Perbedaan itu misalnya pada warna, bentuk, dan ukuran. Perbedaan tersebutlah yang menimbulkan keaneragaman. Selain faktor lingkungan, keaneragaman dapat disebabkan oleh faktor gen.

I.               Berbagai tingkat keaneragaman hayati
a.              Keaneragaman gen
Keaneragaman yang menyebabkan variasi antar menyebabkan variasi antar individu yang masih berada dalam tingkat spesies yang sama. Contohnya : kelapa terdiri dari berbagai jenis yaitu kelapa gading, kopyor, hibrid, dan kelapa hijau; mangga berbagai jenisnya yaitu mangga golek, gadung, arumanis; padi terdiri dari berbagai jenis padi IR, Sedani, wulu, Kapuas, dll.
b.             Keaneragaman jenis
Keaneragaman yang menyebabkan variasi antar-spesies, lebih mudah diamati karena perbedaan lebih mencolok. Contohnya : variasi palmae antara lain kelapa; siwalan; aren dan pinang, variasi family Graminae antara lain padi, gandum, tebu, dan jagung.
c.              Keaneragaman ekosistem
Dari semua variasi yang ada pada setiap tingkat jenis akan mempunyai tempat hidup yang berbeda, tempat hidup ini akan membentuk ekosistem yang berbeda pula. Contohnya : kelapa ekosistemnya di daerah pantai, siwalan ekosistemnya di daerah kering dan aren ekosistemnya di daerah rawa.
Ada beberapa hal lain yang perlu dipahami mengenai keaneragaman hayati, yaitu :
·                Pusat asal usul : adalah wilayah geografis tempat suatu takson berasal atau pertama kali berkembang. Takson adalah unit dalam klasifikasi taksonomi dan taksonomi adalah ilmu yang mengklasifikasikan seluruh makhluk hidup di dunia.
·                Pusat keaneragaman : kawasan geografis yang mempunyai keaneragaman spesies atau genetis yang tinggi. Pusat asl usul belum tentu menjadi pusat keaneragaman. Indonesia misalnya sebagai pusat asal usul pisang dan tebu, tetapi juga merupakan pusat keaneragaman tanaman yang tidak berasal dari Indonesia, misalnya padi, mangga, dan jahe-jahean.
·                Pusat endemisme : kawasan geografi dengan jumlah spesies endemik yang tinggi pada tingkat lokal.
Keaneragaman hayati tersebar tidak merata di bumi. Kawasan tropis memiliki tingkat keanekaan yang lebih tinggi dibandingkan kawasan lain di bumi. Indonesia sering disebut sebagai wilayah “mega biodiversity”, yaitu kawasan geografis yang memiliki kekayaan keaneragaman hayati yang tertinggi di dunia.
Kawasan tropis penting sekali bagi konservasi keaneragaman hayati karena banyak wilayahnya merupakan pusat asal usul, pusat keaneragaman atau pusat endemisme.
Salah satu ciri kawasan tropis adalah keaneragaman spesies tinggi, tetapi jumlah individu dalam suatu populasi spesies biasanya rendah. Karena itulah pengelolaan lestari keaneragaman hayati di dalamnya membutuhkan pendekatan yang berbeda dibandingkan dengan kawasan beriklim sedang. Kawasan kepulauan, seperti Indonesia juga mempunyai ciri yang khas dibandingkan bentang daratan yang lebih luas. Pulau-pulau kecil basanya memiliki keaneragaman hayati yang lebih rendah, namun tingkat endemisme yang lebih tinggi.

Nilai manfaat keaneragaman hayati.
1.              Nilai ekonomi
Keaneragaman hayati dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan (dapat mendatangkan devisa untuk industri). Misalnya utntuk bahan baku industri, rempah-rempah dan perkebunan. Bahan-bahan industri misalnya : kayu gaharu dan cendana untuk industri kosmetik, kayu jati dan rotan untuk meubel, teh, dan kopi utnuk industri minuman, gandum dan kedelai untuk industri makanan dan ubi jayu untuk menghasilkan alkohol. Rempah-rempah misalnya lada, vanili, cabai, bumbu dapur. Perkebunan misalnya : kelapa sawit dan karet.
2.              Nilai biologis
Keaneragaman hayati memiliki niai biologi atau penunjang kehidupan bagi makhluk hidup termasuk manusia. Tumbuhan menghasilkan gas oksigen (O2) pada proses fotosintesis yang diperlukan oleh makhluk hidup untuk pernafasan, menghasilkan zat organik misalnya biji, buah, umbi sebagai bahan makanan makhluk hidup lain. Hewan dapat dijadikan makanan dan sandang oleh manusia. Jasad renik diperlukan untuk mengubah bahan organik menjadi bahan organik menjadi bahan anorganik, untuk membuat tempe, oncom, kecap, dan lain-lain. Nilai biologis lain yang penting adalah hutan sebagai gudang plasma nutfah.
3.              Nilai ekologis
Keaneragaman hayati merupakan komponen ekosistem yang sangat penting, misalnya hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki nilai ekologis atau nilai lingkungan yang penting bagi bumi, antara lain : merupakan paru-paru bumi, dengan adanya proses fotosintesis hutan hujan tropis dapat menurunkan kadar karbondioksida (CO2) di atmosfer yang berarti dapat mengurangi pencemaran udara dan dapat mencegah efek rumah kaca. Dapat menjaga kestabilan iklim global yaitu mempertahankan suhu dan kelembaban udara.
4.              Nilai sosial
Keaneragaman hayati dapat dikembangkan sebagai tempat rekreasi atau pariwisata di samping untuk mempertahankan tradisi.

Berikut adalah aktifitas-aktifitas yang akan dilakukan dalam Biodiversity Management Plan beserta dengan waktu project yang akan dikerjakan

"Significant Activities and Project Phase"




Biodiversity Management Plan – BMP PLTA Upper Cisokan Pumped Storage